You are currently browsing the tag archive for the ‘kapitalisme komunisme’ tag.

Pemuda hari ini adalalah penentu masa depan bangsa (Subbanul yaum Rijalul Ghott). Perubahan sebuah masyarakat sangat ditentukan oleh peran serta pemuda yang ada di dalamnya. Tidak salah  jika reformasi yang sejati selalu disandarkan pada pemuda. Mereka dipandang lebih mampu mengartikulasikan amanah reformasi dengan cara-cara yang progresif, berani dan bertanggung jawab. Jika dikaji lebih cermat, reformasi telah memberikan ruang ekspresi yang luas, tidak hanya untuk para golongan tua, namun juga untuk pemuda. Peluang ini seharusnya dimanfaatkan mereka untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik dan lebih enerjik dibanding politisi tua. Ketika harapan akan reformasi ini begitu besar, sementara pemuda tidak konsisten melaksanakan agenda-agenda reformasi tersebut, maka yang akan terjadi sesungguhnya adalah titik balik reformasi; yaitu situasi dimana perubahan sama sekali tidak menjanjikan harapan, dan rakyat kembali memilih masa lalu yang dianggap lebih memberi kepastian.

Tantangan pemuda hari ini begitu luar biasa. “Saat ini kita menyaksikan bagaimana kapitalisme telah berwujud dalam bentuk kolonialisme peradaban yang sempurna. Dimana negeri-negeri jajahan tidak merasa diri mereka sebagai bangsa yang terjajah. Karena yang dijajah bukanlah fisik secara langsung, namun melalui pemikiran, perilaku dan budaya” demikian dikatakan oleh Yusuf Qardhawi. Budaya kapitalisme yang serakah, hanya mementingkan kepuasan diri sendiri serta selalu menghalalkan segala cara sebagaimana dikatakan oleh Danah Zohar dalam bukunya Spiritual Capital ternyata telah merasuk dalam kepribadian pemuda hari ini. Kondisi ini dipertajam dengan susahnya mencari figur-figur yang bisa menjadi teladan dalam berpolitik yang memiliki kapabilitas mumpuni dan mampu meninggalkan pragmatisme politik yang yang lahir dari ideologi kapitalisme.

Baca entri selengkapnya »

Arsip