Untuk mencapai tujuan-tujuan partai secara optimal, khususnya dalam memainkan peran dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, serta yang bernafaskan nilai-nilai kultural Islam, maka PPP harus mampu meningkatkan kontribusi pemikiran yang berkualitas dengan memainkan peran utama dalam memecahkan berbagai problem politik, ekonomi, sosial dan budaya secara nasional.

Hal tersebut hanya dapat dicapai bilamana PPP mampu lebih selektif dalam memilih dan meningkatkan bobot kualitas kader-kader partai yang dipercayakan untuk menduduki jabatan struktural partai dari tingkat cabang, wilayah hingga nasional; serta mengisi kursi legislatif dari daerah tingkat II, tingkat I sampai tingkat pusat. Upaya tersebut berkorelasi bilamana PPP dapat meningkatkan jumlah perolehan suara dalam pemilu untuk menambah jumlah kursi legislatif sebanyak mungkin.

Ketiga tantangan tersebut hanya dapat dijawab jika PPP bisa meningkatkan dan memperkokoh konsolidasi partai. Harus mampu mengoptimalisasikan nilai-nilai kultural Islam dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta menjadi partai damai, partai kader dengan manajemen profesional partai mandiri, serta tanggap dan responsif-proaktif terhadap aspirasi dan problema segenap lapisan masyarakat.

Di samping itu, hal yang juga menjadi penting adalah bahwa PPP dituntut untuk akomodatif terhadap semua unsur, golongan dan kekuatan organisasi masyarakat, serta partai yang keanggotaannya dapat dibanggakan oleh golongan masyarakat baik itu lapisan bawah, menengah, maupun kalangan atas. Umtuk mampu tampil sebagai partai yang dengan manajemen profesional hal penting yang harus diperhatikan adalah keberadaan jaringan (networking) politik dan ekonomi dengan semua lapisan.

Sebagai partai yang wajib mengaktualisasikan nilai-nilai kultural Islam dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, posisi strategis kepemimpinan PPP harus diduduki oleh tokoh-tokoh yang benar-benar Islami. Sulit bagi PPP untuk mengaktualisasikan nilai-nilai kultural Islam dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kalau saja kedalam dan pengalaman iman serta pengetahuan Islam para pemimpinnya belum mencapai suatu tahapan yang tidak perlu lagi diragukan. Karena memimpin PPP pada dasarnya harus bertanggungjawab kepada bangsa dan negara khususnya simpatisan partai dan umat Islam Indonesia pada umumnya lebih dari itu tanggungjawab kepada Allah SWT.

Oleh sebab itu, kalau saja setiap kalangan di dalam partai mau memahami makna dan tanggungjawab tersebut, sesungguhnya tidaklah mudah seorang tokoh atau kader partai untuk ditampilkan atau menampilkan diri sebagai calon pemimpin PPP, apalagi untuk jabatan Ketua Umum Partai. Pendek kata, integritas pribadi dan kualitas keislaman seorang tokoh sangat penting bagi kepemimpinan partai.Hal itu berarti, keberadaan PPP sebagai salah satu organisasi sosial politik di negeri ini serta prasyarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin PPP tidak boleh disamakan ataupun dibandingkan dengan partai lain.

Menghadirkan seorang publik figur untuk jabatan Ketua Umum dengan tujuan semata-mata sebagai vote gather untuk mendongkrak perolehan suara dalam pemilu, bukanlah tujuan utama dari kehadiran PPP dalam pentas politik Indonesia. Hal itu hanyalah alat untuk mencapai tujuan. Keberadaan PPP di legislatif  harus memiliki bobot kualitas yang baik sehingga mampu memainkan peran utama dan mempengaruhi setiap keputusan strategis dewan atau pemerintah. Dengan berorientasi pada nilai-nilai kultural Islam, anggota legislatif PPP walau hanya berjumlah sekian persen akan jauh lebih efektif dan berarti bilamana dibandingkan dengan menjadi mayoritas namun hanya sebatas datang, duduk, dengar, diam dan duit.